(TANPA JUDUL) - 6maret2014
Selamat malam Wahai Pemilik Cinta. Termenung ku dibawah dekapan
hangat rembulan yang melindungiku dari dinginnya api cinta yang ia ciptakan.
Menangis, sendiri dan berteman sepi. Sungguh tiada yang dapat kulakukan selain
mengingatMu dan kembali merintih kesakitan karena luka menganga dihati ini. Kuteringat,
olehnya dibawalah aku kedalam dunia penuh cinta seolah tiada penderitaan
disana. Andai saja aku mengetahui sejak awal kuberjumpa dengannya bahwa yang
dibawanya adalah kebahagiaan semu, mungkin saat ini aku sedang berlarian
dipadang ilalang bergandeng dengan pelangi jiwa tanpa merasa apa yang sedang
kurasakan saat ini.
Bodoh memang, membiarkan dirinya
memasuki hati yang selama ini aku tutup rapat-rapat dan justru membiarkannya
memahatkan sebuah rangkaian kisah kehidupannya dalam hidupku. Wahai Kau Pemilik
Cinta, adakah ia arjuna dalam kisah klasik perjalanan ini? Aku tak mengerti
mengapa segalanya berbeda sejak sosok itu mencampuri urusan dalan hidupku. Aku
merasa aku tak sendirian didunia ini. Aku merasa tak lagi berteman sepi
disetiap malam dan aku merasa tak membutuhkan rembulan untuk berbagi
kehangatan.
Bukan aku ingin mengagung-agungkan
ia disetiap jengkal cerita kehidupanku, namun inilah kenyataan. Aku benar-benar
merasa menemukan, tanpa tahu apa yang sebenarnya sedang kucari selama ini.
Wahai Pembolak-balik Cinta,adakah Kau izinkanku menjadi Dewi Shinta dalam
kehidupannya? Menjadi seorang yang tak pernah lepas dari fikirannya sekalipun
sedang dalam perang. Jangan Kau biarkan rasa yang kini tumbuh, mati termakan
musim gugur.
Wahai Kau Penyelamat Cinta, jika
pada akhirnya nanti tiba waktuku dimana harus mati diantara raga, ruh dan rasa,
kumohon selamatkan rasa yang kuperjuangkan ini dan tempatkan ia pada tempat
yang agung. Tempat yang tak terjamah oleh kerakusan duniawi tentang makna cinta
yang harus memiliki.
Ya… “Cinta tak harus memiliki itu hanya diucapkan seseorang yang meraih
kegagalan dalam hidupnya” katanya padaku waktu dulu. Tak cobakah kau
melihat betapa aku ikhlas membiarkanmu memilih jalan hidupmu sendiri? Dengan
ketentuan yang sudah pasti, bahwa jalan yang dimaksud disini bukanlah aku. Dan
lagi-lagi semua itu membuatku terluka. Bagiku, Cinta merupakan hal yang
senantiasa melahirkan kebahagiaan dimana kebahagiaan itu tak melulu tentang
memiliki seseorang yang kita cintai. Cukup melihatmu tertawa bersamanya sudah
membuatku bahagia; bahagia berbalut luka.
Melihatmu tertawa bersamanya tanpa
pernah menengok siapa penyembuh lukamu dimasalalu (red: aku) itu membuatku
terluka dalam hati karena aku mencintaimu. Tetapi aku juga melepaskanmu kedalam
pelukannya karena aku mencintaimu. Baiklah, dengarkan aku, pada intinya, bagiku,
“Bahagia itu tak harus dengan engkau yang
memilikinya seutuhnya. Karena jika saja kau sadari, kebahagiaan tak selalu
dihadirkan oleh orang yang kita cinta, justru kebahagiaan itu lebih sering
dihadirkan oleh dia yang mencintaimu”.
Maaf, aku tak tahu harus memberinya judul apa. Apakah kau mempunyai ide untuknya? thanks...
BalasHapus