Mungkin Aku Terlalu.......
Sudah malam seperti ini mataku tak
kunjung mau terpejam. Jangankan untuk terpejam, merasa ngantuk saja tidak. Aku
rasa, kini aku memang kesulitan untuk mendapatkan kantukku. Aku sering tidur
larut malam bahkan pernah beberapa waktu yang lalu kubiarkan mataku tetap
terjaga dari istirahatku malam itu. Tugas akhir semester yang menumpuk bukanlah
alasan utama mengapa aku tetap bertahan hingga larut seperti ini. Ku bereskan
semua isi dalam laptopku kedalam folder-folder tertentu yang sengaja aku buat
untuk merapikan desktop. Astaga…
Aku teringat pada kenangan tentang
kita dimasalalu. Dimana kita masih saling melengkapi, berbagi canda tawa. Aku dengan
keegosianku dan kamu dengan kekonyolanmu. Selalu saja ada alasan untukku agar
tidak berlama-lama mendiamkanmu. Aku rindu caramu menenangkanku. Aku rindu
caramu merangkulku disaat aku menangis.
Harus kuakui diawal bahwa aku selalu
menjadikan setiap chat kita adalah kenangan untuk waktu mendatang. Ya.. aku
selalu saja capscreen semua chattingan darimu di bbm. Dari yang penting hingga sekedar chat garing
yang tak bermutu. Aku tak peduli. Yang aku tahu, aku ingin mengenang setiap
detik dari caramu membuatku tersenyum dan bahagia.
Alarm handphone yang tiba-tiba
berbunyi mengagetkanku dari keterfokusan mata ini. Tak terasa sudah semalaman penuh aku tenggelam dalam masalalu kita. Kenangan yang benar-benar tak berujung dan terus membawaku dalam gelapnya lautan tak bertepi. Aku tak begitu paham mengapa segala tentangmu
sulit kuhapuskan dari memori otakku. Semuanya begitu indah untuk
dihapus dan dilupakan. SE-MU-A. Semua segalanya. Tentangmu. Tentangku. Dan tentang
kita.
Masih terekam jelas betapa dulu kau
menginginkanku untuk hadir disetiap degup jantungmu itu. Masih terekam jelas pula
betapa aku pernah kau posisikan menjadi alasanmu untuk tetap terjaga dari
tidurmu demi menemaniku menyelesaikan tugas yang kutumpuk saat libur sekolah. Adakah
dimemori otakmu terekam jelas tentangku? Betapa dahulu kau ingin kita berjuang
bersama demi sebuah rasa bahagia beratasnamakan cinta? Haha. Lupa? Kau lupa
dengan semua yang kau katakan? Aku tahu, kau hanya berpura-pura lupa dengan semua
ini. Lihat mataku, katakan padaku jika kau masih mencintaiku. Katakan padaku jika saat ini
kau hanya sedang bingung menentukan arahmu.
Aku siap menjadi penunjuk arah dalam
pelayaranmu itu. Andai kau mengerti, kita itu dua nelayan satu perahu. Engkau si pendayung dan aku si penunjuk arah. Saat kita merasa lelah, kita bisa saja saling bertukar
profesi dalam perjalanan ini. Namun, semua takkan mungkin jika salah satu dari
kita melakukan keduanya sendirian. Sungguh ini akan menjadi mudah jika kau berada
disampingku dan terus bersamaku.
Komentar
Posting Komentar