Coretanku dalam Takdirku
Selamat sore Tuhan, Sang Pemilik Hati
manusia.
Aku tahu hanya Engkau yang mengerti
setiap tetes air mataku ini.
Aku tahu hanya Engkau yang paling mampu
menguatkan aku disaat seperti ini.
Maafkan aku Tuhan, lagi-lagi aku
menangis menerima takdirku, lagi-lagi aku mengeluh didalam doaku.
Aku benar-benar tersakiti oleh keadaan
ini.
Mungkin kelahiranku didunia ini
memanglah salah, aku hanya merepotkan orang-orang sekitarku.
Aku hanya memberi warna gelap dikehidupan
mereka.
Tapi Tuhan, aku merasa hanya Kau yang
tahu betapa aku ingin membuat mereka, orang-orang disekitarku bahagia karena
keberadaanku disamping mereka.
Tuhan, maafkan aku yang lagi-lagi
mengingkari janjiku untuk tidak menangis dalam menerima kenyataan ini.
Namun apadaya, aku lemah dalam
takdirku ini.
Aku ingin berlari dilautan lepas agar
dunia tahu bahwa takdirku tak seindah yang mereka duga dikeceriaan semuku ini.
Aku benar-benar bosan dengan topeng
bahagiaku.
Ya... aku bosan.
Terkadang,
Aku hanya ingin berteman dengan angin
saja, karenanya mungkin dapat kutemukan kelembutan.
Terkadang,
Aku hanya ingin berteman dengan air
saja, karenanya mungkin dapat kutemukan ketenangan.
Terkadang,
Aku hanya ingin berteman dengan
mentari saja, karenanya mungkin dapat kutemukan kehangatan.
Dan terkadang,
Aku ingin kembali pada-Mu saja, karena
bagiku Engkaulah kebahagiaan yang pasti.
(Mutiara Ayu Puspitasari, 2122014)
Ada berjuta orang yang sama denganmu, ada yang lain yang juga menyimpan dukanya sendirian dan menampilkan senyum topeng, orang akan mengeluh betapa beratnya kehidupan mereka, karena ia tidak melihat maupun merasakan kehidupan orang lain.. Hanya satu yang perlu kau ingat, KAU TIDAK SENDIRI. Orang yang ada disekelilingmu bukan hanya angin yg hanya lewat, ada juga udara yang tetap dan tak berpindah..
BalasHapus