'GADIS TAK BERTUAN'
Perkenalkan, aku adalah seorang gadis yang beranjak dewasa. Kesana
kemari tak tahu apa yang sedang kucari. Mungkin itu cinta, mungkin itu rasa
sayang, atau hanya sekedar mencari tempat bersandar dibumi yang sementara ini
selain pada-Nya. Ya.. bukan aku melupakan Penciptaku, aku hanya sedikit ingin
berbagi dengan alam atau penghuni bumi tentang kehidupanku. Dalam benakku, tak kupungkiri
aku selalu berharap dapat bersandar pada seseorang, dimana dibahunya itulah
dapat kutemukan apa itu yang banyak orang menyebutnya dengan ketenangan. Aku ingin
menemukan pelukan yang dapat menghangatkan serta meredakan tangisku.
Aku kembali berjalan, entah kini ku berada dimana. Sebuah padang
pasir. Gersang dan sangat gersang. Hanya itulah yang kutemukan disini. Bahkan airmataku
saja kering tak tersisa untuk jatuh ditempat ini. Rasa dahaga ini bertambah
parah setelah aku mendekati sumber air disana yang ternyata hanya sebuah
fatamorgana kehidupan. Kebahagiaan semu, itu aku menyebutnya.
Berbekal dengan rasi bintang yang hanya muncul setiap malam,
kutemukan tempat ini. Tuhan.... ini begitu indah, karuniamu selalu datang pada
waktu yang tepat.
Senyumannya selalu menjadi alasan mengapa aku harus
tersenyum setiap melihat mentari muncul. Lihat pula bahunya kokoh untuk turut
menompang kepedihanku. Matanya pun memancarkan ketulusan yang ternyata selama
ini aku cari. Dan lagi telinganya mengguratkan makna bahwa dia takkan bosan
mendengar ceritaku yang kuulang setiap saat. Dia begitu sempurna dimata dan
hatiku Tuhan....
Naas, kemudian aku terbangun dari mimpiku ditengah padang
pasir yang sudah menggelap ini. Desir pasir beriring suara angin seakan
menertawakanku, menertawakan seorang gadis yang telah bangun dari mimpi indahnya,
tentang suatu harapan dihari esok yang bahkan mungkin langit tahu bahwa itu tak
mungkin tergapai. Karena itu akan seperti gadis padang pasir yang merindukan
laut. Mustahil. Tidak mungkin.
Kembali memaksakan kakiku untuk terus berjalan berteman dengan
debu, ku berharap menemukan itu, senyum dan bahu kokoh yang kata angin hanya
dapat kujumpai dalam mimpi indahku ditengah pahitnya kenyataan. Tak peduli
seberapa jauh jarak yang harus kutempuh demi berjumpa dengannya. Entah seberapa
lama waktu itu hingga Penciptaku menginginkanku kembali pada-Nya. Yang aku
tahu, akulah gadis tak bertuan yang sedang mencari tuannya.
Komentar
Posting Komentar