My Destiny


            Menapaki takdirku untuk terus mencintaimu. Ya..... tak ada yang berubah dari perasaan ini. Semuanya terbungkus rapi sejak aku dan kamu mengikrarkan janji kita untuk menjaga komitmen satu sama lain. Aku harap kehati-hatianku ini juga kulihat diharimu. Aku dan perasaan ini percaya terhadap apa yang tak terlihat dari pelupuk mata yaitu kau dan keseharianmu. Mempercayaimu dan terus percaya kepadamu adalah modal utama untuk dapat bertahan menjadi kita.
Hai..... jangan ditertawakan. Mempercayai seseorang yang kita cintai dengan menghormati segala kesibukannya hingga (terkadang) mengabaikanmu itu bukanlah perkara yang mudah. Bisakah kau bayangkan? Betapa sulitnya aku dan dia untuk saling pengertian dan memberi pengertian tentang kesibukan kita yang sering kali justru melukai perasaannya? Betapa sulitnya kita yang bahkan untuk bertemu saja kita tak dapat menjanjikan kapan waktunya.
Aku masih teringat percakapan kita semalam, dimana aku mengeluh kepadanya akan keadaan kita. Aku sedang mengalami kecemburuan sosial dengan orang disekitarku yang bahkan tak menghargai kedekatan mereka dengan orang yang dicintainya. Lagi-lagi kau berhasil membujuk dan memberiku pengertian terhadap apa yang sedang kita pertahankan saat ini.
Sayang, pernahkah kau membayangkan aroma wangi rindumu yang kau titipkan lewat jarak diantara kita ini?
Aku mencoba mencernanya sejenak....
Tentu saja tidak.” Lanjutnya seakan tak memberiku kesempatan untuk menjawab.
Kau harus tahu kekuatan rindu bagiku. Ya... walaupun aku sendiri tak tahu kapan aku dapat memenuhinya. Tapi percayalah, percayalah bahwa aku disini sedang berjuang untuk masa depanku. Masa depan kita. Kau tahu kan? Aku tak ingin engkau dan buah hati kita terlantar karena aku yang gagal menjadi imam yang baik  bagi kalian. Aku tak ingin hal itu terjadi....” imbuhnya cepat seolah kata-katanya tak dapat ia hentikan begitu saja.
            Seperti biasa, air mataku berlinang dan kembali tersenyum. Entah untuk keberapa kalinya kau buatku merasa sebahagia ini. Kau membuatku selalu bersyukur atas takdirku untuk mencintaimu. Tahukah kau? Cinta yang kau beri sangat menguatkanku dalam kerapuhan ini. Indah.... ya, sangat indah bagiku untuk terus bertahan dan tak menyerah pada jarak yang terbentang.
            “Bersamamu, aku tahu apa arti kerinduan.
       Bersamamu, aku tahu apa itu kesetiaan.
Takdirlah yang menuntunku untuk terus mencintaimu tanpa batas.”

Komentar

Postingan Populer